Kamis, Agustus 16, 2012

Arus mudik jalur selatan H-3

Hari ini hari H-3 Lebaran (katanya)..

Aku pergi ke arah barat dari daerah rumahku untuk keperluan akademik, kurang lebih 40-50 km, menggunakan sepeda motor. Sebenarnya saat berangkat adalah saat menentang arus mudik yang kebanyakan dari barat ke timur. Jalur yang aku lewati adalah jalur mudik utama di bagian selatan.

Kondisi saat aku berangkat sekitar pukul 11.10 WIB adalah ramai lancar hingga padat merayap di kedua arah: ke timur dan ke barat. Dominasi ke arah timur adalah sepeda motor, sedangkan dominasi ke aarah barat adalah mobil pribadi dan mobil berukuran besar. Anehnya, pada saat berangkat ini, rasanya benar-benar padat merayap untukku, yang mungkin ramai lancar menurut orang lain. Aku tidak memiliki banyak kesempatan untuk menyelip kendaraan di depanku. Selama perjalanan dari rumahku (Majenang) hingga perbatasan Jabar-Jateng rata-rata kecepatanku hanya dapat mencapai 40-60 km/jam, lebih lambat dari biasanya. Sejak perbatasan sampai Cisaga, kondisi ke arah barat adalah ramai sangat lancar sehingga rata-rata kecepatanku 60-80 km/jam. Akibat kondisi di awal, perjalanan yang biasanya membutuhkan waktu 60 menit, meningkat menjadi 85 menit.

Saat aku pulang sekitar pukul 12.40, tentunya ke arah timur, kondisi jalan adalah seperti biasa, cukup lengang. Beberapa kendaraan mudik tampak melintas bersama denganku, sama-sama dengan kecepatan tinggi. Kemudahan menyelip kendaraan cukup tinggi dan kecepatan rata-rata yang dapat kutempuh adalah 60-80 km/jam.

Pada kedua arah, tidak terlihat adanya kecelakaan. Hanya saja terdapat kendaraan besar yang mogok di jalan, yaitu sebuah truk ke arah barat di sekitar perkebunan karet dan pabrik kayu. Ke arah timur, ada bus Budiman yang mogok di daerah sekitar kota Banjar.

Hal yang menarik untukku dari perjalanan ini adalah aku merasa kondisiku seperti orang mudik. Aku bisa merasakan lagi sensasi mudik dengan sepeda motor, walaupun hanya dengan jarak tempuh sekitar 2 x 50 km. Aku merindukan kakakku, aku menginginkan rasa mudik berboncengan dengan kakakku dari Bandung ke rumah. Terlepas dari itu, penampilanku memang seperti orang mudik: mengenakan jaket dua lapis dan membawa ransel. Yang lucu adalah saat mengisi bensin di SPBU Cisaga. Di situ, petugas SPBU laki-laki mengira aku laki-laki karena penampilanku dan rambutku yang pendek. Saat dia mengetahui aku adalah perempuan, dia meminta maaf.

Pemandangan yang aku lihat bukanlah pepohonan dan rumah di kiri kanan jalan seperti yang biasa kuperhatikan, tapi pemandangan yang ada di mataku saat melakukan perjalanan ini adalah plat kendaraan dan motor-motor pembawa pemudik. Biasanya plat kendaraan yang berseliweran di daerah ini adalah R dan Z. Tapi, hari ini aku melihat plat kendaraan didominasi oleh plat B dan D. Terlihat juga plat lain seperti: A, AE, BE, AB, F, G, L, N, dan T. Cukup mengesankan. Selain itu, aku sempat melihat pemudik berkendara sepeda motor: 1 anak di depan, bapak di tengah dan ibu di belakang. Sang ibu menggunakan jaket seperti jaket untuk di kutub. Pemandangan lainnya yang membuat saya terkesan adalah pemudik berkendara sepeda motor. Dia tidak membawa anggota keluarga lain, tapi dia membawa ayam satu ekor dan burung beserta sangkarnya, disamping membawa ranselnya. Yang menarik lagi adalah satu orang pengendara yang membawa buntalan besar di depan dan di belakang. Ini seperti membawa perlengkapan kemah, khususnya tenda.

Itulah sekilas pengalaman saya siang hari tadi. Bagi semua yang akan atau sedang mudik melewati jalur selatan, selamat mudik, dan tetap jaga kesehatan. Jika kamu melihat lampu lalu lintas pertama setelah melewati perbatasan Jawa Barat- Jawa Tengah ke arah timur, itu berarti kalian sudah sampai di daerah asalku: Majenang. Jika kamu melihat RSUD Majenang dan tetap ke arah timur, perempatan kedua yang kamu temui adalah jalan menuju rumahku. Kalau kamu temanku, silakan singgah sejenak untuk melepas lelah dan haus.

Sekian sekilas info pengalaman saya. God bless you all :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar