Sabtu, Agustus 11, 2012

Terima kasih untuk segala kasih sayang untukku selama PL

Terima kasih..
Kenapa?
Apa istimewanya dengan PL q?

Sebelumnya, untuk kalian yang belum tau, PL adalah Praktik Lapangan.
Saat ini, hari ini, aku baru saja menyelesaikan PL ini.
Aku saat ini berstatus sebagai mahasiswa semester 8 IPB (7 semester aktif).
Tempat PL yang aku pilih dan akhirnya aku PL di situ adalah PTPN VIII Kebun Batulawang.
Di sini, aku PL di kebun karet selama 12 hari kerja dan mendapatkan kenalan yang menyenangkan, baik itu kepala afdeling, mandor, mandor besar, kepala JTU, pembantu JTU, tukang kayu, karyawan yang biasa bersih-bersih dan sejenisnya, serta karyawan sadap. Tapi saat ini, aku tidak akan membeberkan banyak hal mengenai itu, karena saat ini aku lebih tertarik menceritakan bagaimana kisah PL ku ditutup.
Setelah 12 hari di kebun, aku PL di pabrik pengolahan karet menjadi RSS selama 30 hari. Selama 30 hari ini, lebih banyak karyawan dan mandor yang berinteraksi denganku.
Banyak kisah yang ditorehkan padaku dan diperlihatkan serta diajarkan oleh mereka. Hal yang berharga dalam waktu singkat yang juga berharga. Sama seperti di kebun, mereka sudah seperti sahabat atau keluarga buatku, aku senang bergaul dengan mereka dan itu membuatku merasa waktu 42 hari kerja adalah waktu yang sangat singkat.
Inilah kisah-kisah di akhir kisah PL ku, karena sebagian besar kisah PL ku dapat ditemui di akun FB ku. Aku akan menceritakan sekitar tiga hari terakhirku saat PL dari masing-masing bagian (yang tentunya berkesan, dibanding dengan bagian lain yang kurang berkesan yang tidak aku ceritakan di bawah ini).

#Bagian sortasi
Bagian ini merupakan bagian akhir dari proses di pabrik, di sini ada 13 karyawan wanita dan beberapa karyawan pria. Karyawan wanita di sini sudah menjadi ibu, baik berstatus single parent ataupun masih bersuami. Ada teh rus, teh hani, teh yani, teh nung, teh amah, teh santi, teh eti, wa isah, teh neng, teh mirah, teh obang, teh dede, dan teh ochi. Pria yang ada di situ ada yang masih pemuda, seumuran denganku, maupun bapak-bapak. Ada risma, a rian, herna, dika, a ujang, a iis, andri, jablay, pak asep, aha, pak dodi (abah). Semoga tidak ada yang terlewat. Oh tentunya pak mandor, yang tidak akan kusebutkan namanya di sini, untuk kebaikan.  Hampir setiap hari aku membantu mereka di pagi hari hingga waktu istirahat, menjelang tengah hari atau hingga pekerjaan selesai. H-40 PL ku, aku dikejutkan dengan bingkisan dari para ibu yaitu sale pisang gulung, yang belum pernah aku coba sebelumnya. Aku hanya biasa memakan sale pisang datar. Dua bungkus besar aku dapatkan. It's a wow for me. Selain itu, mereka mengatakan bahwa dari sekian banyak mahasiswa PL, aku termasuk salah satu yang paling dekat dengan mereka, keseluruhan mereka. Hari ini, di pagi hari, aku bersama dengan rombongan pembongkar yaitu teh rus, teh neng, teh santi, herna, dan risma. FYI, risma ini seumuran lhoh, lahir november 1990, biasa dipanggil ncis, atau ima, oleh orang yang sudah dekat tentunya. Nah, pagi ini, herna banyak menggoda (atau merayu ya?) menurut teteh teteh dan pak mandor asap. Gubrag kan, apalagi si herna cengar-cengir terus, yang menurut mereka tidak biasanya. Dia dengan PD mengatakan padaku, mau pakai pakaian apa saja, yang ini tetap bagus (sambil menunjuk dirinya sendiri), hehehe. Siangnya sekitar pukul 10, hariku diisi dengan senyuman, kebahagiaan dan obrolan menyenangkan bersama para teteh. Di siang hari, setelah aku pergi ke kantor dan IPAL, aku kembali dan suasana ruang ini cukup panas, karena mandor dan anak buahnya tampak sedang tidak enak hati (marah atau ngambek red). Akhirnya, sempatlah terlihat adanya pertengkaran ibu dan anak antara wa isah dan risma, ini benar-benar membuatku shock. Akhirnya risma pulang. Cukup sedih sih, tidak bisa mengucapkan salam perpisahan dengannya, hehehe. Di akhir, yaitu pukul 2, saya mengucapkan salam perpisahan dengan para ibu, dan ini cukup berat, karena beberapa di antara mereka terlihat akan menangis, dan ada satu yang benar-benar menangis, yaitu teh nung. Aku jadi terharu dan memang tidak bisa dipungkiri, cukup berat berpisah dengan mereka, mereka yang menjadi temanku, teman yang curhat, ibu, pemberi jajanan serta pelanggan bajuku. Mereka dengan kepolosannya dan keramahannya adalah orang sederhana yang menyenangkan bagiku. Berbagai pesan dan doa untukku mereka berikan. Pesan yang aku ingat adalah yang terakhir: kalau nikah, jangan lupa undang kami ya, dan kapan-kapan main ke sini lagi. Pesan yang berkesan untukku satu lagi adalah dari Dika, yang pernah bilang kita kan sehati (padahal tentang masalah jam), kesuksesan dan kelulusan. FYI, Dika ini mukanya cute-nya mirip teman dekatku, si VV. Ya, sesama mahasiswa angkatan 2008 walaupun beda kampus, aku pasti menyusulmu untuk menyandang toga, hehehe. Semoga Tuhan mengijinkan. amin.

#Bagian pengolahan
Bagian ini tempat kedua yang paling sering kudatangi. Ada bagian kiri dan kanan, dan terus terang saja, karena sudah terbiasa di sebelah kiri sejak awal, jadi aku sering di kiri. Ternyata, pelat-pelat di sini juga lebih mudah dibandingkan dengan sebelah kanan. Sisi sebelah kiri dihuni oleh yayu mar, ceu adminah, teh juju, teh neti, lilik, hendi, a dede, fery, ardi. Kalo di kanan ada bu empat, teh ating, teh aah, ibu cantik, teh ai egi, edi dan satu lagi yang aku lupa namanya. Di atas ada mang ondi (aki) dan mamahnya teh neti. Bener-bener deket sama bagian kiri. Teh neti cantik dan udah karyawan tetap. Yayu Mar enak diajak ngobrol, gitu juga teh juju dan lilik. Yayu ini pelanggan yang paling loyal di sini, hehehe. Biasanya aku lebih banyak bantu pekerjaan laki-laki, karena itu yang paling aku bisa: pasang pelat. Nah, hari-hariku biasa dipenuhi dengan godaan si hendi. Aku sempat risih, tapi lama-lama itu terasa seperti becandaan biasa jadi ga terlalu illfeel lagi. H-41 dan H-42 PL aku banyak dicecar godaan dari hendi, malah dicengcengin sama ardi, yang pada H-41 tidak berangkat kerja untuk mengurus warisan, ckckck. Selanjutnya, feri orangnya sanguinis banget jadi banyak becanda, tapi dari dia aku belajar banyak, thanks banget. Nah, H-41 feri ini kasi kenang-kenangan yang katanya, hari ini ulang tahun kan, dengan menyemprotkan air dari selang (walau ga sengaja) ke belakangku sehingga celanaku basah sekali. H-42 feri ga datang, tapi lagi-lagi dapat semprotan air, meskipun tidak terlalu basah, dari si ardi. Gubrag. Terakhir, a dede. Waktu pertama lihat, mirip sama feri, tapi aku bingung kenapa adi diam sekali ya si feri. Ternyata itu a dede. A dede ini awalnya paling diam, tidak ramah, dan sering menghindar kalau pelat kami sudah dekat. Nah kelamaan, justru a dede yang paling ramah, tersenyum manis, dan banyak tanya dengan lembut. Hari terahir ini, sempat ada 4 orang yang nyekat ( a dede, hendi, egi, sama satu lagi lupa namanya) trus hendi bilang foto. Ya sudah kufoto, eh yang lain malah langsung ngehindar, alhasil cuma ada egi dan hendi. di akhir, saat pamit, karena mereka masih sibuk, alhasil hanya ardi yang salaman denganku, dan hendi bilang salaman dulu dong. Benar-benar lucu. Apalagi, sebelumnya, ardi dan hendi becandaan lucu sampai ketawa-ketawa. Selain itu, teh juju uga membuat ekspresi sangat lucu saat memainkan sikat di depan yayu mar. Yah itulah kesan kesan terakhir yang menyenangkan.

#Bagian penyampayan.
Bagian ini hanya kubantu 3 kali di awal-awal. Hanya sedikit yang saya tahu namanya, yaitu teh enok, teh neng, indung, mamanya edi, dan yang lain tidak tahu. Mereka tidak tahu kalau hari ini adalah hari terakhir PL saya. Yang saya kaget, ternyata teh enok membawa minyak goreng Sania dan memberikannya untukku. Ini merupakan pemberian yang besar buatku, karena ini sebenarnya bagian THR teh enok yang baru dibagi hari ini. Terlebih, sebelumnya aku diceritai teh ating bahwa teh enook kemarin kehilangan uang ratusan ribu. Ini sangat menunjukkan kasihnya buatku. Apalagi kalau ingat waktu foto-foto bareng mereka dan nyampay, semangat untuk mencoba yang mereka dorong ke aku, itu berharga banget.

#Bagian kantor
Di sini yang berkesan adalah teh tuti dan pak sungkana. Teh tuti memberikanku teh walini 2 pak pada H-41. Hari ini banyak ngobrol dan nemani aku jalan-jalan ke IPAL. It's great. Sementara, pak Sungkana hampir selalu membuatku canggung. Entahlah, rasanya terlalu banyak kata-kata yang tidak bisa kuucapkan dengan cara biasa, entah karena merasa berhadapan dengan orang yang terlalu tinggi atau karena nadanya terkadang seperti becanda tapi seperti serius. Tapi mungkin juga ada efek dari nightmare-ku waktu itu. Intinya, bapak ini lebih suka mendiskusikan budaya dibandingkan hal-hal teknis. Agak unik bukan? Tapi akhirnya, hari ini cukup serius membicarakan limbah.

Itulah sebagian yang, entahlah, saat aku menuturkannya dalam tulisan ini, rasanya kurang dapat menggambarkan betapa perasaanku bercampur aduk saat harus berpisah dengan mereka. Ada terharu, sedih, senang, dan lain sebagainya. Aku hanya berharap seandainya waktu bisa diperpanjang sedikit lagi. Mungkin jika itu benar-benar terjadi, belum tentu akan lebih baik. Apapun, terima kasih untuk semua kasih sayang, curahan perhatian, pembelajaran, sharing, bahkan waktu-waktu bersama. Meski tadinya orang asing, tetapi sudah seperti teman lama, saudara, atau rekan kera hanya dalam waktu yang singkat. Kiranya Tuhan memberkati semua yang aku sebutkan maupun yang tidak aku sebutkan.


I

Tidak ada komentar:

Posting Komentar