Senin, Januari 30, 2012

selalu ada yang baru di perjalanan

-28 Januari 2012-

dengan langkah terburu-buru dengan bawaan 1 tas ransel dan 1 tas orange, berjalan pulang dari kos Puri Madani - Darmaga Bogor di sore hari..

naik angkot Jasinga-Leuwiliang menuju terminal Laladon..
dan seperti biasa, aku adalah penumpang wanita satu-satunya..

lanjut dengan angkot 03 menuju terminal Baranangsiang,,
di dekat stasiun Bogor, ini pertama kalinya aku lihat kereta melintas rel yang memotong jalan itu,, benar-benar pertama kalinya selama 3,5 tahun aku di Bogor..
akibatnya, cukup macet lah..
tiba-tiba ada angkot 02 mundur dan menabrak muka angkot 03,,
sopir angkot 03 marah emosi dan mengumpat bahkan sempat ngajak berkelahi.. ini membuatku takut..
FYI, sopir ini tampilannya mirip personil The Virgin,, walaupun dia pria, tapi entahlah, bagiku mirip wanita.. hihihi

akhirnya sampailah di Terminal Baranangsiang dan langsung menuju bus jurusan Bogor-KP.Rambutan..
dan agak shock juga dengan busnya karena itu bus yang sama dengan bus yang kami (aku dan teman-teman TIN 45) naiki saat pulang dari makrab di pantai Carita hari Kamis,, dan sopir serta kondekturnya pun sama...
waktu menunjukkan pukul 17.20 saat aku memasuki bus tersebut
aku duduk di bagian tengah bus, lagi-lagi dengan tetangga sebelah yang dua-duanya pria..
bus berangkat pukul 18.10
sedihnya, aku berharap sepanjang perjalanan ditemani oleh pengamen favorit yang suaranya keren banget, tapi pupus,,,,,
yang menemani kami adalah seorang bapak yang berdakwah..
tapi isi dakwahnya menarik dan lucu, membuatku mendengarkannya sambil mengamati pemandangan di luar jendela bus..
akhirnya karena aku memang sangat lelah, aku tertidur,,
dan tiba-tiba terbangun saat sudah di depan KP.Rambutan tepat sang pendakwah berjalan di samping deretanku..

memasuki terminal KP.Rambutan..
aku langsung menuju daerah bus favoritku yang pastinya di situ-situ juga mangkalnya..
sebenarnya ada tiga jenis bus yang dapat dinaiki: Doa Ibu, Sinar Jaya, dan Gapuraning Rahayu,,
tapi aku lebih nyaman dengan Gapuraning Rahayu,,
tentu saja, bus yang dipilih adalah bus yang melewati daerahku (Majenang) yaitu jurusan Karangpucung..
aku berharap mendapatkan bus patas AC, tapi yang ada adalah patas saja.. ya apa boleh buat,, tidak mungkin kan aku naik bus yang ada di sebelahnya -> Gapuraning Rahayu patas AC tapi jurusan Pangandaran..

di bus GR, tentu saja,, tempat duduk yang dipilih adalah bagian tengah, hehe..
di sebelah kananku dengan dibatasi lorong bus, ada seorang bapak yang agak seram mukanya.. tapi lupakanlah dulu bapak itu, ada saatnya nanti aku ceritakan,,
sekarang aku melihat jam menunjukkan pukul 19.05..
dan seperti biasa penjaja barang dan makanan mulai menjajakan barangnya..
dan kamu tau? aku tertarik dengan obeng mekanik isi 8 dengan senter,, kamu yang sering naik bus daerah bogor dan jakarta pasti tau dengan benda ini kan? sudah beberapa kali aku melihatnya,, dan to tell you frankly, aku ingin memilikinya..
sebenarnya di bus Bogor-KP ra,butan tadi, ada yang menawarkan dengan harga 20ribu rupiah..
dan aku rasa ini kesempatan bagus,
aku membuka sampel dan mengutak-atiknya dengan senang, hihihi...
eh, bapak penjaja mendatangi ku, dan kamu tau? aku senang ^-^ karena bapak itu mengajariku dan memberitahuku fitur khusus dari obeng itu, jadi berasa ada di toko, bukan di bus..
perlakuan spesial ini mungkin karena aku satu-satunya wanita (lagi) di bus itu.. hehehe
akhirnya aku beli,,
aku beri uang 50ribu rupiah dan dia memberikan kembaliannya.. aku menghitungnya dan.... ???? kenapa lebih?
ini 35 ribu, seharusnya kan 30 ribu..
aku melihat ke belakang, tapi bapak penjaja itu dengan cepat sudah meninggalkan bus dengan tergesa..
aku benar2 bingung,, karena pemuda di depanku menawar harga 15 ribu tidak dia beri, tapi aku?
wah benar-benar keren.. dapat apa yang aku benar-benar inginkan dengan harga yang lebih murah lagi..
terima kasih bapak penjaja, kiranya Tuhan memberkatimu,
aku minta maaf jika itu kekeliruan tapi aku tidak bisa mengejarmu untuk mengembalikannya.

berikutnya datang penjaja lagi,, yang ini benar-benar baru..
hihihihi
produk yang ditawarkan benar-benar unik, dan aku baru pertama kali lihat..
e-health cigarette
ini berbentuk rokok, dan ada filternya, tapi menggunakan baterai,,
kamu bisa menghirupnya, dan ada lampu warna merah orange yang menyala dan mengeluarkan asap dari mulut.. hihihi
seperti merokok saja kan?
aku membaca-baca keterangan produk itu, tidak mengandung tar dan nikotin serta tidak membuat orang lain jadi perokok pasif.. filternya bisa diganti-ganti..
wah aku jadi ingin tahu inovasi ini,,
benarkah memang tidak berbahaya? dan apa kandungan asapnya?
tapi aku tidak membelinya, karena agak aneh juga kan seorang wanita muda membeli barang semacam itu? hahahaha

berikutnya, bus berjalan sekitar 20 menit sejak aku datang..
bapak di sebelahku mengajak bercakap-cakap.. kembali ke bapak ini..
jadi bapak ini agak kekar dan seram. seperti preman,,
B: turun di mana?
A: di Majenang pak..
B: o di Majenang, sebelah mana?
A: jalan yang mau ke Bener..
B: o jalan yang mau ke Benda?
A: bukan pak, tapi Bener..
B: o itu yang ke arah sana ya?
A: iya..
B: o kalo saya turun di Genteng, Pasar Genteng..
A: oooo..
B: kamu sama siapa? (ini adalah pertanyaan yang paling membuat aku risih jika ditanyakan saat di perjalanan!!!!! >.<)
A: sendiri...
hening.......
setelah beberapa waktu...
B: ini minuman buat kamu (sambil menyerahkan teh botol sosro ke aku, tapi caranya memberi agak mendesak menurutku)
A: .......ga.... (diam saja dengan muka yang berubah menjadi pucat pasi dan tidak berani melihat si bapak.. ini adalah pertama kalinya ditawari minuman oleh orang asing di bus, dan aku selalu ingat akan pesan papa dan  om soal hal ini.. karena banyak orang yang berbuat jahat melalui modus seperti ini)
B: kenapa ga mau? kamu takut saya apa-apain? ga mungkinlah saya apa-apain lagian sama-sama orang dari satu daerah.. (sambil agak tersinggung)
aku merasa bersalah dan tidak enak, tapi terus terang dua hal itu (pertanyaan dan minuman) membuat aku benar-benar takut, dan ingin rasanya pindah tempat duduk... aku benar-benar tidak tahu harus bagaimana..
aku berpikir aku tidak akan bisa tidur dengan kejadian ini...
waktu kondektur bus memberikan tiket,, bapak itu berbincang-bincang dengan akrab dan menanyakan kabar sopir-sopir bus GR dengan menyebutkan namanya.. wah, sepertinya aku salah menilainya, jadi merasa bersalah... tapi mau minta maaf pun segan dan tidak tahu bagaimana caranya///
selanjutnya aku ternyata tidur, bahkan tertidur lelap/// karena memang sangat capek...

(ibnubuslovers.blogspot.com)
aku terbangun, wah sekitar pukul 23,, ini sudah sampai di tempat peristirahatan GR di gerbang kabupaten Bandung.. aku ke toilet lalu kembali ke bus..
ada dua orang pria di belakangku.. menggoda-goda ga jelas dan berkata, "hei cintaa,,,, blablablablabla.."
cuek aja lah, jangan anggap mereka ada,, karena hal ini memang hampir sering ditemui dalam bus umum, terutama bus ke daerahku karena penumpang mayoritasnya memang pria.. jadi hati-hati dan tetaplah cuek.. stay cool, kalo perlu, pasang muka jutek, hahaha..
akhirnya bapak di sebelahku muncul..
dan aku memberanikan diri mengajaknya bicara dan minta maaf karena tadi menolak pemberiannya dan aku menjelaskan aku tidak terbiasa menerima minuman dari orang lain.. dan akhirnya beres,, walaupun masih agak curiga karena botol yang disodorkan padaku tadi masih tetap utuh dan tidak tersentuh.. tapi tepislah semua prasangka itu, der.. tidak baik...
selanjutnya, bus berjalan kembali dan aku tertidur kembali..

aku terbangun di daerah Ciamis sampai 3 kali, dan aku SMS ke papa..
seharusnya aku SMS papa lagi di daerah Banjar supaya papa bisa bersiap untuk menungguku di dekat Alfamart Majenang.
aku tertidur dan terbangun lagi..
masih dengans etengah sadar, aku mencoba mengenali daerah ini.. ini di mana?
kondektur berteriak," Cukangleleus..."
apa? ini sudah di Cukangleleus? ini daerah perkebunan karet yang sudah sangat dekat daerah rumahku, 15 menit lagi  bakal sampai,, seharusnya kan aku menghubungi papa di Banjar yang jaraknya 1 jam dari rumah.. wah,, langsung SMS papa..
untunglah aku terbangun di situ, coba masih tidur lagi,, bisa-bisa sudah kebawa melewati daerah rumah,, hahaha

akhirnya sampai....
naek motor 3-5 menit, sampai deh di home sweet home pukul 02.34 :D

nice experience,, and i will get the newer one at next journey.. wait me!!!

Sabtu, Januari 14, 2012

Mrs. Herlina (2011) said "...." and then my opinions are......



 " three important keys are
 1. serenity to accept things that I can't change
 2. courage to change things that I can change
 3. wisdom to know the difference.."

i hope i can understand and implement these three keys..i know that i have some differences from you -you   always says that the differences make us complete each other-
i know there're something that can't be changed forever, because we are born from different culture and  family
but, i also know that there're some terms can be changed,, may be it's the common paradigm, or may be it's  my self. but i prefer to get the former one..there're still any wishes, but family is always everything for me,,
I hope i don't make them sad or disappoint with me..


 "we have not to be like a stone,,"
 
that's right, the world is like a river which the water flows to the sea rightnow,
the dinamic world can't be held by static effort
we have to move,, to empower our selves,,
of course, in term of life principal we have to be like a stone, strong and unshaken --as long as it is not a    mistake or sin--


 "everything felt difficult we meet, just do it with joy"

a big trouble, is often actually a small problem
but, we looked it by a lup or even microscope,, so it looks like a giant stone that will fall on our head..
just smile, take a breath, take one step,,
and look! how beautiful this world is,, don't polute it with your sadness..
 

 "when i was left by my husband (he passed away), it's not just felt i loose something, but i think some parts of  my bone was broken, it hurts me till now,, that's really the most sad event in my life"

to love someone, we have to dare to loose
there's time God given for us to be with our sweetheart,, but He can take him/her from us, at the time we   don't know when and we don't expect before
we have to learn from Ayub.. God has given, let God take it
but, the most important point is give thanks to God, because He gives us an opportunity to love and to be   loved..
when we meet our true soulmate,, we will feel that we're one,,
 
 
 "a teacher is someone that give many things (or much things- I don't know how to interpretate it).. so, the compulsion to be able in giving, i have to having first"

teacher is not always a person who attend the class, and give some lesson, or write on whiteboard,,
but teacher is may be our friend, our brother, our sister, or our parents, or even our enemy (if you have it, of  course)
we have to have more passion to get many things to share,, not for ourselves only,, to be a teacher in other's  life
because, we are created to do the right thing..
so be a right man in right place and right time, do the right thing and do the thing right..


 ok, friends,,
 these are some lifesharing i got from my teacher
 and i don't have to be selfish, so i share it to you,
 may be some point is different from your opinion, but that's ok,,
 because these are so many opinion, not the fact, in this note..
 I'm sorry if there are many mistakes in my English,, I still study and learn to be better in English
 

 Be blessed and peace be upon you,, ^_^
 with love...(Then) Derbie 'Cismilir' OcTANia Suryanto 

rasanya terlampau sering aq membuatMu menjadi nomor 2............

saat aq membaca, "Bagiku tidak ada sukacita yang lebih besar dari pada mendengar, bahwa anak-anakku hidup dalam kebenaran."
aq langsung sedih dan menangis karena aq merasa bahwa aq telah mengecewakan ortu q khususnya papa
aq seolah-olah anak yg kuat rohaninya, tetap ikut pelayanan dan sebagainya
tapi aq sendiri merasa rohani q sedang cukup menurun...
aq sedih karena aq tidak seperti anak yang diketahui ortu-q..
tapi di satu sisi,, aq seolah tidak sedih dan kurang memikirkan bagaimana perasaan Bapa Agungq melihat aq anak ketebusanNya tidak selalu hidup dalam kebenaran...............

saat aq menanti jawaban SMS dari orang yang q sayang,, seolah itu penantian yang panjang
kebahagiaan yang besar setiap aq mendapat SMS darinya..
dan aq ingin membalasnya dengan sebanyak mungkin kata
cerita mengenai perasaan dan hari-hari q
dan saat beberapa hari tidak mendengar kabarnya,,
rasanya ada sesuatu yang salah dalam hati dan terasa menyesakkan,,
tapi, bagaimana dengan Kekasih Agungq, yang setiap hari mengirimkan SMS cintaNya tetapi hanya q anggap angin lalu,, dan saat aq belum mendengar suaraNya, mengapa hatiq seolah menjadi beku?

saat aq diingatkan mengenai hal ini,  aq langsung berpikir,, aq akan men-share-kan melalui Fb.tapi,tidakkah aq sadar bahwa Diari Agungq selalu menanti setiap saat di tengah kesibukanq
menanti saat-saat aq datang padaNya sekedar mencurahkan semua yang qrasa dan q dapat hari ini?

apakah aq menggeser kedudukanNya dari bagian terdalam hatiq, dan dari bagian tertinggi pikiranq, dan relung termanis dari jiwaq?
Dia begitu mengasihiq, begitu mempedulikanq, bahkan di saat aq lemah dan tak berdaya
Dia dengan lembut tanpa qsadari selalu memberiq kekuatan, menghiburq,,dan selalu mengirimkan teman si burung kecil itu?
bahkan Dia selalu seperti burung yang mengepak-ngepakkan sayap bagi sarangnya,, terhadap aq.. 

sampai kapan nak,, sampai kapan kau akan menjauh?
sampai kapan cintaq,, sampai kapan kau akan menganggap sepi uraian kata cintaKu?
sampai kapan pencurah hatiq,, sampai kapan kau akan mendiamkan Aq?

Aq menantimu pulang.............


-- from Someone who miss n love u so much --
-- waiting for you, dear --



(Christa, 2011)

Jumat, Januari 13, 2012

Hujan Berkat

Januari..
hari-hari tahun baru selalu diiringi nyanyian hujan, hampir sepanjang pagi kecuali satu pagi itu..
sepanjang siang, sepanjang sore, bahkan sepanjang malam..
Terlebih jika kamu berada di tempatku berada -Bogor, yang terkenal dengan kota hujan-

Mungkin keluhan ini tidak asing kamu dan aku dengar..
Aduh jemuranku ga kering nie, udah beberapa hari
Wah, becek, sepatuku jadi cepat kotor
atau sederet ungkapan keluhan yang lain.. 


Tapi, seandainya itu adalah hujan berkat, apakah kamu akan mengeluh?


Aku ingin membagikan hujan-hujan berkat yang kudapat berkali-kali di tengah hujan tahun baru ini..
Sebagian cerita itu dapat kamu baca di https://www.facebook.com/profile.php?id=100000090233756 :D
mulai dari hujan berkat pertama 02012012
hujan berkat kedua 03012012


hujan berkat ketiga 07012012
hujan berkat keempat 11012012
hujan berkat kelima 13012012




aku ingin share hujan berkat kelima, yang membuatku menyadari bahwa berkat-berkat masih kurasakan di tengah hujan di kota hujan...


Hari ini ujian -yang aku sendiri merasa persiapannya cukup kurang- pukul 8..
Namun, aku dan temanku masih belum berangkat pukul 7.30..
Kami berencana naik ojek di ujung gang,, ternyata hujannya cukup deras sehingga kami memutuskan untuk berjalan kaki saja..
Kami sampai di tempat ujian saat ujian sudah dimulai,,
Namun, puji Tuhan soalnya tidak terlalu rumit
soal nilai, besar atau kecil, bukanlah sesuatu yang teramat penting bukan?
Setidaknya, apa yang harus kita ketahui, kita mengetahuinya,,



Selesai ujian pukul 9, sementara aku sudah ada janji di BNI pukul 10.30 karena kupikir ujian selesai pukul 10.
Aku sms temanku itu, tetapi dia tidak membalasnya, jadi aku memutuskan untuk makan dulu di kantin,, dan baru berangkat pada pukul 9.50.
Saat itu sedang hujan..
Ya, sesampainya aku di BNI, ada seorang perempuan yang sedang duduk, seperti menunggu sesuatu..
Aku duduk di sebelahnya, sambil menghapus SMS-SMS di HP ku,,
waktu terus berjalan..
Temanku masih tak kunjung tiba..
Dan agaknya teman yang ditunggu perempuan itu juga, pikirku..
Lalu, setelah sekian menit, temanku SMS memberitahu bahwa dia ada di dekat Kimia Farma, ternyata sedang mengerjakan Take Home UAS..
Lalu aku bertanya kapan dia selesai,,
Dia ternyata belum tahu selesai kapan,
jadi, aku putuskan untuk pulang saja.
Aku bangkit dari tempatku duduk, dan tahukah kamu?
Perempuan yang ada di sebelahku juga beranjak dari tempatnya duduk, dan berjalan bersamaku..
Dia berkata, bus kan?
Aku bilang tidak karena aku tidak menunggu bus,.
Oh ternyata yang dia tunggu tadi adalah bus hijau itu,, bukan seorang teman.
Aku melihat bus itu datang, pantas saja dia beranjak dari tempat duduknya..


Lantas, di mana letak hujan berkat itu?
Buatku, perempuan di sampingku itu adalah hujan berkat yang Tuhan berikan, kenapa?
Aku duduk menunggu teman di saat hujan, dan aku ga sendiri.. ada dia yang Tuhan kirim untuk menemaniku..
Saat aku memperoleh kepastian bahwa temanku tidak bisa datang, itu benar-benar TEPAT saat bus yang dia tunggu datang..


Mungkin, kamu akan berpikir ini adalah hal sepele yang terjadi kebetulan saja..
tapi buatku, tidak,,
ini bukan kebetulan,,
Tuhan sendiri yang mengirimkan dia -orang yang ga kukenal- bersamaku dalam menunggu temanku.
Aku boleh menunggu di suasana hujan tidak sendirian,, itu jauh lebih baik daripada aku duduk sendiri di depan bank..


saat aku melangkah pulang, aku menyadari hal ini, 
bahwa Tuhan selalu menyediakan hujan berkatNya bagi kita,,
Dia sendiri berkata, "Arahkanlah matamu ke langit
dan lihatlah ke bumi di bawah;
sebab langit lenyap seperti asap,
bumi memburuk seperti pakaian yang sudah usang
dan penduduknya akan mati seperti nyamuk;
tetapi kelepasan yang Kuberikan akan tetap untuk selama-lamanya,
dan keselamatan yang dari padaKu tidak akan berakhir. -Yesaya 51:6-
Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." -Matius 28:20b-


Sekarang, nikmatilah hujan berkat yang Tuhan persiapkan secara khusus untukmu, saudaraku..
Lord Jesus Always Love All of Us -{^-^}-










Alasan UKM tdak berkembang

8 reasons cause small industry can't growth up:
1. no vision
2. less creativity and innovation
3. less passion
4. there has not been discipline
5. less people skill
6. weak team
7. have no accumulation assets
8. business management skill still low or limited


versi Mrs. Lien Herlina on the spot (red: class) ^_^

Softskill 4 being business leader

There are 10 important things to be a best business leader, such as:
1. Passion
2. Intelligent and clarity of thinking
3. Great communication skill
4. High energy level
5. Egois in check (humble)
6. Inner peace
7. Capitalizing of Formative Early Life experience
8. Strong family Lives
9. Possitive attitude
10. Focus on doing the right thing right


(learned from Mrs.Lien Herlina)

Kamis, Januari 12, 2012

Ev'ryone has talent

What is a talent?

If you a Christian, you will meet this word at many verses at Bible.
It was one of currency, same as 6000 dinar, and do you know?
1 dinar is salary for one-day-work.
You can imagine it.
It's so precious if you have talent.
But, I won't tell you about this talent.
What I want to tell now is talent which means our expertise, that you can't always meet at other person.

Everyone has his/her own talent.
It can be a talent to sing seriosa, playing guitar, cook well, or anything else.
Every talent God gave to us is always useful and amazing, of course if you use it and develop it well.

I always sad if i meet my friend, other person, or even my self jealous with other's talent.
May be we can ask to God, why God? Why does he have that great talent, but I haven't?
That is one of the most bad statement.
I think God will tell you: "My dearest child, I gave you another talent, it's not that talent, but where you put yours? Have you found it and developed it?"

Ya, we have our own talent, but the problem is whether we have found it or not, and when we have found it, have we developed it?
Just find out yours, develop it with your heart, and you will show to the world that you have one or more amazing talent,, stop being another person, Just be yours!

When others see your talent as unprecious one, you must not sad, why? because you always precious, at least for your God, and yourself..
Just be confident, and don't forget: Give your talent to help others! and always Give Thanks :)

Let's start trying, i will do too! ^_^

Jumat, Januari 06, 2012

one drop of tear

What is tear?
Is it related with dear?
may be you won't say 'yes'
but, sometimes it is a 'yes'

when i felt so sad,,
i had no more strength to cry..
just a few of clear tear in my eyes, collected and be one drop..

what was it?
just one drop of tear in my eyes,,
dropped to accompany my little hurt -little, but deep- in heart
reminding you, the dearest one..

i knew i can smile
i knew i can say i'm alright
but, i can't lie to my soul..
there's a little hole in this heart..

tear for dear

who's my dear?
who can be my sweetest dear?

my dear is someone precious in my heart

it's not only about you,, but whoever God sent from my first sight in this world till now..
my parents, my brother, my friend,, whoever...

when you -that so precious- have to go,
what can I do?
just feel, a half of my soul gone,,

but i knew then,, there's still in God will
and i can't complain
it's the best, best, best plan ever in my life..
and I just let one drop of my tear fall down..

Selasa, Januari 03, 2012

Poci Teh yang Sempurna (Messner dalam A Gift of Miracles, 2003) ed 3

...................

Aku menghapus keringat yang membasahi kening. "Ya. Aku pernah menjual kosmetik-kosmetik ini padanya. Tetapi aku tidak mengerti kenapa ia tidak menggunakannya sendiri atau memberikannya pada orang lain."

"Ia justru sering memberikannya pada orang lain," jawab wanita itu dengan lugas. "Tetapi entah mengapa, beberapa barang itu lalu hilang dan ditemukan di atas sini."

"Tetapi kenapa ia membeli semua ini jika tidak digunakannya sendiri?" tanyaku.

"Oh, ia memang membeli semua kosmetik ini untuk digunakannya sendiri," kata si wanita dengan nada yakin. "Hilary mempunyai titik lemah dalam hatinya jika menghadapi para sales keliling. Ia tidak pernah mengusir mereka. Ia tahu bahwa mereka kerap mengalami kesusahan dengan sedemikian banyaknya pintu yang dibanting di muka mereka. Ia biasa berkata padaku,' Aku bisa saja memberi mereka uang, tetapi uang saja tidak akan bisa menumbuhkan harga diri. Maka itu aku memberi mereka sedikit uang dengan membeli produk-produk yang mereka jual, telinga yang siap mendengarkan, dan cinta serta doa-doaku. Kau tak akan bisa membayangkan bagaimana suatu dorongan kecil ternyata sanggup membangkitkan semangat seseorang."

Aku terkenang akan hasil penjualan kosmetikku yang langsung meroket setelah kunjungan pertamaku pada Ny.Withers. Kemudian aku membeli sebuah sweater baru untuk ibuku dengan uang komisi yang diterima dari hasil penjualan kosmetik pada Ny. Withers, ditambah lagi, aku masih mempunyai cukup uang untuk biaya kuliah. Aku bahkan memenangkan sejumlah penghargaan lokal dan nasional dalam bidang penjualan kosmetik. Akhirnya aku mampu membayar kuliah dengan uang tabunganku sendiri dan meraih cita-citaku untuk menjadi seorang perawat. Di kemudian hari, aku juga meraih gelar Master dan Ph.D.

"Ny. Withers berdoa untuk semua orang ini?" tanyaku, sambil menunjuk pada lusinan tas pengiriman pesanan yang telah usang di meja. Aku merasakan tenggorokanku kian tercekat.

"Ya," katanya meyakinkan."Dan ia melakukan semua itu tanpa ingin diketahui orang sedikitpun. Begitulah Hilary. Ia selalu mencari cara untuk melayani tanpa banyak bicara, dan menyerahkan hasilnya ke tangan Tuhan. Bagi Hilary, ini merupakan investasi rahasia yang sama amannya dengan rekening bank."

Di kasir, aku membayar sejumlah pembelian - sekantung kosmetik yang dulu aku jual pada Ny. Withers dan sebuah liontin emas berbentuk hati. Lalu, di dalam mobil, aku memasang liontin tersebut pada kalung emas yang aku kenakan di leher. Setelah itu, aku berangkat menuju bandara untuk menghadiri konvensi kesehatan di New York siang itu.

Setibanya aku di ruang konvensi hotel yang mewah itu, aku langsung menuju ke podium pembicara dan memperhatikan lautan wajah yang hadir - para spesialis perawatan medis dari segenap penjuru negeri. Tiba-tiba aku merasa segamang di waktu lalu ketika berusaha menawarkan kosmetik di lingkungan elit yang masih asing bagiku. Apakah aku mampu melakukannya? tanyaku dalam hati.
Lalu dengan jari-jari yang gemetar, aku meraih liontin emas yang tergantung di leher. Liontin itu terbuka, menampakkan potret Ny. Withers di dalamnya. Kedua matanya tampak menatap langsung mataku, dan di antara rentang waktu yang sangat panjang, suaranya yang lembut dan sipatik terdengar lagi di telinga, "Dengan pertolongan Tuhan, kau akan dapat meraih segala hal yang kau cita-citakan, Roberta."

"Selamat siang," aku mengawali dengan perlahan, "saya mengucapkan terima kasih atas kesempatan yang diberikan untuk berbicara mengenai 'Mengembalikan Arti PERAWATAN dalam Hal Perawatan Kesehatan.' Ada sebuah ungkapan klise yang kerap ditekankan dan sepenuhnya tepat dalam profesi saya, bahwa 'Keperawatan adalah cinta yang dibuat nyata'. Akan tetapi, pagi ini saya mempelajari suatu prinsip yang tidak terduga tentang kekuatan cinta yang diungkapkan secara rahasia tanpa banyak bicara. Suatu jenis cinta yang diungkapkan bukan untuk dipamerkan, namun untuk membangkitkan segala kebaikan dalam hidup orang lain. Saya melihat bahwa tindakan cinta yang paling penting tampaknya malah tidak menjadi sumber kepedulian kita - yakni saat dimana kita tenggelam dalam keasyikan - adalah saat dimana bunga citarasa mulai bersemi."

Lalu aku menceritakan pada mereka mengenai kisah perubahan hidupku selama bersama Hilary Withers. Dan dengan terkejut, aku mendengar gemuruh suara tepuk tangan yang menyambut kisah itu. Diam-diam aku berdoa, terima kasih Tuhan dan terima kasih pula, Ny. Withers, sambil merenungkan betapa ini semua dimulai dari sepoci teh sekian tahun silam.

Para staf hotel berlarian untuk mempersiapkan berpoci-poci teh dan juga baki-baki dipenuhi croissant mewah. Sang moderator konferensi melihat jam tangannya. "Kelihatannya, sudah waktunya menikmati jeda istirahat minum teh siang," katanya sambil tersenyum lebar.

Ya, memang demikian, pikirku, untuk mengantisipasi saat-saat kebersamaan yang terbentang di depan kita, mungkin sepoci teh dapat mengerjakan banyak keajaiban cinta. 

shared by : ROBERTA L. MESSNER, R.N., Ph.D. (Huntington, West Virginia)


Poci Teh yang Sempurna (Messner dalam A Gift of Miracles, 2003) ed 2

........

Aku membawa kartu-kartu itu ke sekolah dalam sebuah dompet vinil merah. Dan setiap kali para guru berkata bahwa aku tidak cukup pandai untuk berkuliah, aku akan mengeluarkannya dan merenungkan ayat itu. Aku percaya akan kebenaran dari ayat tersebut, bahkan jika para guru itu tetap berkata,"Dengan banyaknya kelas yang tidak kau hadiri, Roberta, kau tidak akan sanggup mengejar ketertinggalanmu." Aku tidak yakin jika mereka memang bermaksud kasar. Mungkin mereka pikir akan lebih bijaksana jika aku tidak terlalu bermimpi karena aku menderita neurofibromatosis, suatu kelainan syaraf yang serius.

"Rupanya kau, Roberta sayang, masuklah kemari." Suara Ny. Withers dipenuhi kegembiraan. "Aku sedang membutuhkan seribu satu macam barang. dan aku senang sekali karena kau bersedia untuk mampir menjengukku."

Waktu itu, dengan sangat berhati-hati aku duduk di sebuah sofa yang putih bersih lalu membuka risleting tas wolku, yang dipenuhi dengan berbagai sampel kosmetik seharga lima dollar. Ketika aku menyerahkan selembar brosur penjualan pada Ny.Withers, tatapan matanya membuatku nyaman. Tiba-tiba saja aku merasa bagai menjadi seorang gadis yang paling penting di dunia ini.

"Ny.Withers, kami memiliki dua jenis krim, yang satu untuk jenis kulit normal kemerahan sedangkan yang lainnya untuk  jenis kulit pucat kekuningan," paparku dengan penuh percaya diri. "Dan kedua krim ini juga sangat baik untuk menghilangkan kerutan-kerutan di kulit."

"Oh, bagus, bagus," ucapnya penuh kehangatan.

"Krim mana yang Anda ingin coba?" tanyaku sambil merapikan wig yang menutupi botak di kepalaku, sebagai efek dari proses pembedahan.

"Oh, tentu saja aku membutuhkan masing-masing satu," jawabnya. "Dan parfum macam apakah yang kau punya?"

"Ini, cobalah parfum yang satu ini, Ny.Withers. Mereka menyarankan agar Anda menggunakannya tepat pada titik-titik nadi untuk hasil yang terbaik," kataku memberi petunjuk, sambil menunjuk pada pergelangan tangannya yang dihiasi degan gelang emas bertatahkan berlian.

"Ah, Roberta, kau rupanya sangat menguasai seluk-beluk semua ini. Pasti kau telah mempelajarinya selama bertahun-tahun. Kau adalah wanita muda yang sangat cerdas dan menyenangkan."
"Begitukah, Ny.Withers?"
"Oh, aku sangat yakin tentang itu. Dan apa rencanamu pada uang tabungan hasil penjualan kosmetik ini?"

"Saya sedang menabung untuk bisa berkuliah-eh- saya ingin menjadi seorang perawat," jawabku, sembari merasa kaget oleh ucapanku sendiri. "Tetapi hari ini saya berencana untuk membelikan ibu saya sebuah sweater sebagai hadiah ulang tahunnya. Ibu selalu menemani saya selama menjalani perawatan medis, dan jika kami bepergian dengan kereta api, maka sweater yang istimewa akan menjadi hadiah yang bagus untuk ibu saya."

"Hebat, Roberta, dan kau juga penuh perhatian. Kalau begitu, apa yang kau punya dalam daftar paket bingkisan kosmetik?" tanyanya, lalu memesan masing-masing dua buah dari setiap jenis paket yang aku sarankan.

Sewaktu menjumlahkan nilai pesanan yang luar biasa banyaknya itu, aku terhenyak saat melihat bahwa nilai totalnya adalah $117,42. Sungguhkah ia bermaksud untuk memesan sedemikian banyak? tanyaku dalam hati. Apakah ia akan membatalkan sebagian pesanannya? Tetapi ia hanya tersenyum dan berkata,"Saya akan menunggu pengiriman pesanan itu, Roberta. Hari Selasa depan, bukan?"

Aku sedang bersiap untuk pergi saat Ny.Withers berkata,"Kau kelihatan sangat lapar. Aku yakin kau lelah setelah berjalan kaki sepanjang siang ini. Maukah kau untuk terlebih dulu minum teh sebelum pergi? Di rumah kami ini, kami menganggap teh sebagai "Sinar Matahari Cair."

Aku menganggukkan kepala dengan bersemangat, lalu mengikuti Ny.Withers ke dapur antiknya, yang dipenuhi dengan segala barang antik yang menimbulkan keingintahuan. Aku memperhatikan, dengan terpesona, selagi ia mempersiapkan acara minum teh resmi, yang hanya pernah aku saksikan di televisi - hanya untuk diriku. Dengan hati-hati, ia mengisi ketel teh dengan air dingin, "sepenuhnya" mendidihkannya, lalu memasukkkan lembar-lembar daun teh dan mendiamkannya selama "tepat" lima menit. "Dengan begitu, bunga citarasa teh ini akan mulai bersemi," kelasnya. Kemudian ia menyusun nampan perak yang berkilauan dengan satu set perlengkapan minum teh dari keramik halus, selembar kain alas yang indah, sepiring biskuit arbei yang menggugah selera, dan beberapa perlengkapan mungil lainnya. Di rumah, kami memang biasa minum teh dengan gelas plastik, tetapi aku bukanlah seorang puteri yang gemar akan ritual minum teh siang yang rumit.

"Kalau boleh saya ingin bertanya, Ny. Withers. Bukankah ada cara yang lebih praktis untuk menyajikan teh?" tanyaku. "Di rumah, kami menggunakan teh celup."

Ny. Withers lalu menggenggam kedua tanganku. "Ada sejumlah hal dalam hidup ini yang tidak bisa dipersingkat prosesnya," jelasnya. "Aku telah mempelajari bahwa penyajian sepoci teh yang tepat adalah sama dengan menjalani kehidupan dengan cara yang menyenangkan Tuhan. Memang dibutuhkan kerja ekstra, tetapi hasilnya selalu sebanding. Contohnya adalah kau dengan masalah kesehatanmu. Mengapa? Karena kau selalu asyik dengan kebulatan tekad dan ambisi, seperti halnya dengan sepoci teh yang sempurna. Banyak orang yang jika berada di posisimu akan menyerah, tetapi tidak demikian halnya denganmu. Dan dengan pertolongan Tuhan, kau akan dapat meraih segala hal yang kau cita-citakan, Roberta."

Tiba-tiba bayang-bayang kenangan masa lalu itu lenyap saat si wanita dalam loteng yang panas dan lembab itu bertanya, "Anda juga mengenal Hilary Withers?"

to be continued....