Kamis, Desember 22, 2011

Poci Teh yang Sempurna (Messner dalam A Gift of Miracles, 2003)

Sekelompok pemburu barang murah yang jumlahnya hampir mencapai 200 orang dengan tidak sabar menyerbu memasuki ruang tamu besar di rumah tua keluarga Withers. Panasnya suhu yang hari itu melelehkan keringat tidak menghalangi niat mereka karena mereka sedang bersemangat memburu barang-barang rumah tangga yang dijual musim panas ini.


Wanita yang mengatur penjualan itu, seorang teman lama, menganggukkan kepala dengan penuh pengertian saat ia memperhatikan para "burung bangkai" tersebut saling berebut sisa-sisa perabotan rumah tangga yang istimewa itu. "Gempar sekali, kan?" tanyanya sambil tertawa kecil.


Aku tersenyum setuju. "Seharusnya aku tidak berada di sini sekarang karena aku harus sudah berada di bandara dalam waktu kurang dari satu jam. Tetapi saat dulu aku masih muda," kataku,"Aku menjual kosmetik dari pintu ke pintu di lingkungan ini dan Hilary Withers adalah salah seorang pelanggan favoritku."


"Kalau begitu cobalah melihat-lihat di loteng rumah," sarannya. "Di atas sana ada sejumlah kosmetik yang pasti akan menarik perhatianmu."


Dengan bergegas, aku berjalan menembus kerumunan orang lalu menaiki tangga menuju ke lantai tiga. Loteng itu tampak sunyi, dan hanya ada seorang wanita tua bertubuh kecil yang sedang memperhatikan beberapa meja perpustakaan yang dipenuhi dengan tas-tas kuning dalam berbagai bentuk dan ukuran.


"Kenapa Anda berada di atas sini?" tanyanya sambil membuka tutup botol parfum. "Di sini tidak ada apa-apa kecuali produk-produk Avon, Tupperware, dan Fuller Brush yang sudah tua. Semua barang yang bagus ada di lantai bawah."


Dengan perhatian aku menarik napas panjang, berusaha untuk menangkap bau harum yang dulu pernah kukenal. Tidak salah lagi, bau harum ini berasal dari parfum Here's My Heart yang membawa kembali kenanganku pada suatu masa hampir dua puluh tahun yang lalu.


"Wah, ini tulisan tanganku," ujarku ketika memperhatikan selembar nota pembelian yang tertempel pada salah satu tas itu. Tas yang belum pernah tersentuh itu berisi segala jenis krim dan pewangi bernilai seratus dolar... sebagai hasil penjualan pertamaku pada Ny. Withers. Kenangan itu segera lenyap saat aku teringat akan kegembiraanku yang meluap-luap ketika menyadari bahwa memang ada orang yang cukup kaya untuk bisa membeli bemacam kosmetik senilai seratus dolar sekaligus.


Pada bulan Juni waktu itu, aku menyusuri jalan-jalan dengan deretan pepohonannya selama hampir empat jam, tanpa seorang nyonya rumahpun mempersilakanku masuk. Beberapa di antaranya bahkan membanting pintu di depanku. Ketika  aku membunyikan bel pintu di rumah yang terakhir, aku telah bersiap-siap menerima penolakan yang kini kuanggap biasa.


"Selamat siang, Bu. Saya adalah wakil Avon Anda yang baru," kataku dengan gugup ketika pintu dari kayu pohon ek itu terbuka. "Saya membawa beberapa produk bagus yang ingin saya perlihatkan pada Anda." Lalu aku memperhatikan keliman baju buatan sendiri dari ibu itu, yang modelnya pernah aku setik sendiri dengan bangga di kelas menjahit. Aku telah berusaha keras untuk berpakaian dan bersikap layaknya seorang sales wanita yang tidak ketinggalan mode di setiap rapat wilayah. Kendati  aku telah berlatih keras di depan cermin kamar mandi di rumah, hasil usahaku itu tampaknya masih belum cukup memadai. 


Ketika aku akhirnya memberanikan diri untuk menatap langsung pada nyonya rumah yang sedang berdiri di pintu, aku lalu menyadari bahwa ia adalah Ny.Withers, sang penyanyi sopran terkenal dalam kelompok paduan suara gereja kami. Aku kerap mengagumi segala pakaian dan topinya yang indah, sambil bercita-cita bahwa suatu hari nanti aku juga akan mengenakan pakaian yang penuh gaya. Tepat dua bulan kemudian, ketika aku mengadakan perjalanan ke suatu kota untuk menjalani operasi bedah otak, Ny. Withers memberiku kartu-kartunya yang paling bagus. Ia bahkan menyisipkan tulisan yang dikutipnya dari sebuah ayat dalam Kitab Suci:"Segala perkara dapat kutanggung dalam Dia yang memberi kekuatan padaku" (Filipi 4:13).


to be continued....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar