Kamis, September 27, 2012

Jujur atau .... ????

Dalam pertemuan itu, terdapat beberapa pertanyaan dari beberapa penanya mengenai kesepakatan yang kami buat. Mengenai menjawab pertanyaan dengan kebanyakan "YA". Bagaimana jika sebenarnya di lubuk hati kami, itu tidak 100% ya, mungkin hanya 90% atau bahkan 70%? 

Seringkali dalam kehidupan ini, kita dihadapkan pada banyak pilihan, termasuk pilihan dalam berkata-kata. Saat kita melaporkan sesuatu kepada seseorang atau suatu lembaga yang lebih tinggi dari seseorang atau lembaga yang kita nilai untuk dilaporkan, apakah kita akan jujur dengan konsekuensi yang tidak mengenakkan, atau mengingkari kebenaran untuk memuaskan pihak yang kita nilai? Sebagai wujud penghormatan, mungkin? atau mengenai ungkapan terima kasih karena kita telah terpilih dan diberi kesempatan untuk menilai? 

Yang saya tahu adalah terdapat dua tipe orang dalam kasus semacam itu.
1. Orang yang dengan mudah mengatakan apapun yang dimintanya tanpa rasa bersalah sama sekali, karena dia tahu tindakannya akan menguntungkan orang yang "dia bantu" sehingga ada peluang bahwa dia akan terbantu dan menerima penghormatan karena hal itu.
2. Orang yang terlalu jujur, sehingga diharuskan melakukan hal itu merupakan penyiksaan akan naluriah batinnya dan membuat dia merasa bersalah atau melakukannya dengan ragu-ragu atau ketakutan.

Dari 10 orang yang hadir, saya rasa 7 orang di antaranya termasuk pada kelompok pertama, sedangkan 3 orang lainnya pada kelompok kedua. Saya rasa saya cenderung masuk ke kelompok yang kedua. Orang-orang mungkin mengatakan terlalu jujur atau terlalu polos. Selain itu, ada pendapat juga bahwa kelompok orang yang semacam itu cenderung tidak mudah sukses. Sebenarnya, apakah arti sukses di situ?

Tidak bisa saya pungkiri bahwa dunia nyata, dunia kerja atau sejenisnya lebih banyak menggunakan kelompok pertama dalam praktik. Hal ini membuat saya berpikir bagaimana nanti saya harus bersikap? Kedua hal yang diperhadapkan untuk dipilih memiliki konsekuensi baik dan buruk. Dan saya tahu bahwa bukan hanya saya yang akan mengalami perang di dalam batin dalam memilih.

Lantas, setelah saya memaparkan ini, apakah itu berarti bahwa saya mengecam kelompok pertama dan mengunggulkan kelompok kedua? Tidak, sama sekali tidak. Saya tahu bahwa realita dalam dunia ini penuh dengan ketidakpastian dan ketidakmurnian. Yang saya harapkan dengan penulisan ini adalah saya bisa menyalurkan konflik internal sehingga pemikiran saya tidak tertahan di otak saya dan membebaninya dalam waktu yang lama.

Apapun yang dipilih oleh setiap orang adalah pilihannya, dan itu adalah setiap orang. Hanya saja, perlu dilakukan pertimbangan yang matang mengenai konsekuensi dan risiko yang ada, barulah mengambil keputusan. Just be your self!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar